
Baru saja saya menuliskan kegelisahan saya sebelumnya, eh, langsung datang tawaran side job di Jailolo. Reaksi pertama saya adalah menolak mentah-mentah. Saya bahkan tidak tahu apa-apa tentang Jailolo selain statusnya sebagai ibukota Kabupaten Halmahera Barat. Saya tidak tahu kondisi lapangannya, tidak tahu rute ke sana dari Maba, tidak tahu siapa yang harus saya hubungi. Terlalu banyak ketidaktahuan, dan itu membuat saya langsung menyimpulkan: ini tidak sejalan dengan rencana hidup saya dalam satu dua tahun ke depan. Saya sedang ingin fokus membesarkan anak yang sudah lama sekali tidak dididik sama orangtuanya sendiri, setidaknya sampai mamaknya kelar residensi. Jadi ya, saya tolak tanpa pikir panjang.
Dan jujur, saya tidak menyesal. Tapi tetap saja, ada yang mengganjal. Bukan pada tawarannya, tapi pada kenyataan yang menyertainya. Saya mulai sadar bahwa saya ini mungkin satu-satunya dokter spesialis di Maba yang benar-benar hidup hanya dari satu sumber penghasilan saja.
Di Maba, dokter spesialis yang sedang menjalani pengabdian ada empat orang. Saya salah satunya. Dua lainnya tidak terikat pengabdian. Mereka ini relatif lebih bebas secara finansial karena bisa ikut program PGDS atau ambil kerja sampingan.
Yang mengejutkan adalah: ternyata yang terikat pengabdian pun punya additional income. Dokter anak misalnya, dia staf dosen dan, entah bagaimana, sudah berstatus CPNS atau bahkan sudah PNS Unhas. Gajinya mungkin tidak besar, tapi ada. Belum lagi dia praktik di klinik di desa kecamatan sebelah.
Dokter bedah, statusnya PNS Maba, tapi juga punya praktik pribadi di luar rumah sakit. Fokusnya pada perawatan luka dan kontrol pasien pascaoperasi. Lagi-lagi, skalanya mungkin kecil, tapi tetap saja, ini tambahan.
Dan yang paling membuat saya ternganga adalah dokter obgyn. Dia tidak punya SIP di Maba. Kalau diminta berkas untuk pengurusan SIP oleh pihak manajemen, alasannya selalu karena STR-nya kadaluarsa dan belum diurus ulang. Tapi... saya penasaran. Masa sih? Saya telusuri. Dan, saya menemukan sesuatu yang bikin saya ingin menggebrak meja: STR dia ternyata sudah versi seumur hidup sejak September 2024. Dan yang lebih gila lagi, dia tercatat punya dua SIP di... Bogor. Tidak satu pun di Maba. Pantas saja, pola kehadirannya sebulan on sebulan off. Rupanya, kalau menghilang dari Maba, dia sedang praktik di RS lain di Bogor.
Dan ini menohok. Dari semua dokter spesialis di sini, hanya saya yang tidak punya sampingan. Hanya saya yang benar-benar hidup single income dari satu tempat ini. Yang lain pintar memanfaatkan celah, saya tidak punya celah yang bisa saya manfaatkan. Memang sih, misi saya hanya ingin membesarkan anak saja dulu, dan tetap menjaga kepala saya tetap tegak, setidaknya saya masih merasa 'cukup.'
Posting Komentar