
Gaji bulan Maret ini adalah gaji tersebentar yang pernah singgah di rekening. Belum sempat menatap saldo dengan tenang, langsung disergap istri.
Setidaknya, sebagian sudah berubah jadi emas. Itu sudah masuk kategori "investasi", ya. Sisanya... ah sudahlah. Kita tidak perlu bahas ke mana perginya. Yang pasti, saya sudah janji sebelumnya. Jadi tidak bisa marah. Hanya bisa menghela napas. Risiko jadi man of my own word.
Untung masih ada sisa gaji bulan lalu yang belum terusik. Masih bisa dipakai buat bertahan hidup. Tapi ini jadi pelajaran besar: saya harus lebih pandai berhitung. Karena yang bisa jadi manajer keuangan keluarga ya saya sendiri.
Pegang uang ternyata butuh skill. Makin besar uang yang dipegang, makin besar juga skill yang dibutuhkan.
Istri saya gak sanggup karena dia sering impulsive buying. Lihat diskon, langsung transfer. Lihat warna ungu, langsung checkout. Lihat tulisan "limited edition," langsung tergoda. Tidak persis begitu, tapi ya kurang lebih begitu.
Pertanyaannya sekarang: sanggupkah saya bertahan selama 30 hari ke depan dengan strategi keuangan yang tersisa ini?
Kita lihat saja nanti. Tapi sepertinya, saya harus mulai ngirit-ngirit dan berdoa keras semoga tidak ada pengeluaran mendadak.
Posting Komentar