Kamis Singkat: Bayi di Meja Operasi
Seperti biasa, ini gambar buatan ChatGPT.

Kamis, 6 Februari 2025. Hari ini saya tidak ingin banyak bercerita. Sedang ingin istirahat cepat. Ini sudah malam, dan hujan.

Pagi ini saya terlambat bangun. Jam 10 pagi saya kirim WA ke Afdal. Tanya, operasinya sudah mulai atau belum.

Afdal seharusnya sudah bisa mandiri dalam pembiusan. Tapi hari ini dia apes. Pasiennya bayi usia 3 bulan. Secara alami, dokter anestesi akan takut pada pasien anak. Semakin kecil anak itu, semakin menakutkan bagi dokter anestesi. Alasannya sederhana: risiko pembiusan sangat tinggi pada kelompok usia anak, bayi, apalagi neonatus.

Jujur saja, si Afdal itu takut. Takut membius pasien ini, dan juga takut membangunkan saya pagi tadi. Kasihan.

Saya datang membantu pembiusan sampai pasien bayi ini bangun. Oke, tim anestesi yang tegang bukan cuma si Afdal. Rahmat, penata anestesi, juga tegang sepanjang prosedur.

Si Rahmat ini punya pengalaman buruk: sudah tiga kali menangani pasien anak yang dead on table di rumah sakit sebelumnya. Tapi berdasarkan ceritanya, saya menilai dokter anestesi yang memimpin saat itu sangat teledor. Artinya, hal buruk bisa terjadi kapan saja, tapi kalau dokter anestesinya teledor, risikonya makin besar.

Terlepas dari semua ketegangan, operasi berjalan lancar.

Operasi berikutnya? Saya kabur. Tinggalkan Afdal sendirian. Memang sudah jatahnya.

Saya balik ke Losmen. Tidak jelas mau melakukan apa.

Tadi siang, ada teman saya yang kekurangan dana untuk bayar SPP. Dia menelepon, ingin berhutang. Tapi saya belum gajian. Saya juga sedang dalam mode hemat. Jadi, maafkan aku, kawan.

Akhirnya tidur siang. Lalu bangun.

Oh iya, sore tadi istri kirim WA. Sudah memanggil saya dengan "Beb" lagi. Artinya, dia sudah tidak marah.

Dia tanya sesuatu soal publikasi dan ujian lokal. Juga tanya kenapa saya sudah lama tidak menanyakan kabarnya.

Saya jawab, "Karena ceritanya ini saya lagi marah." Begitu.

Setelah itu, tidak ada balasan lagi. Ini saya masih menganggap masih marahan.

Lalu lapar. Pergi makan ayam geprek. Malas balik ke Losmen, jadi sore itu saya singgah di masjid untuk istirahat. Suasananya enak, saya tinggal sampai Isya.

Habis Isya, saya balik ke Losmen. Niatnya tidur.

Post a Comment