Saya agaknya kesulitan menghitung jumlah kata di suatu posting, jadi saya mencari alat atau website untuk menghitung jumlah kata dalam suatu tulisan daring. Kemudian, saya menemukan ini. Judul situs web-nya adalah Word Counter.


Word Counter. Tautan pada gambar.


Website ini dapat menghitung jumlah kata yang terdapat dalam suatu halaman blog ataupun situs web. Kegunaan yang lainnya saya kurang paham juga. Maksudnya, kegunaan situs web ini sudah terpampang nyata pada namanya. Word Counter. Penghitung kata. Selain untuk memeriksa berapa banyak kata dalam suatu laman web, apa lagi, 'kan, ya? Oke, itu mungkin suatu pertanyaan tidak penting bagi satu orang tapi penting bagi orang lain. 


Tulisan di bawah ini adalah curhat saya saja. Bila lanjut membaca, lanjutkan dengan risiko membuang-buang waktu (dan emosi) 

Jadi, semuanya bermula saat saya membuat sebuah tugas ilmiah. Tugas ilmiah itu dibuat di Microsoft Word, dan sepertinya harus panjang, setidaknya 30 halaman, merangkum dari berbagai jurnal dan buku teks. Sungguh perbuatan yang sangat membosankan. Diriku ini bukan seseorang yang hobi dengan perkara membuat karya ilmiah. Semua orang tahu itu. Tidak ada yang meragukan fakta ini.


Setelah mencari-cari berbagai jurnal dengan tema yang sama, saya membaca, menandai, merangkum, dan membuatnya dalam kata-kata saya sendiri. Lalu, mulai terasa sesuatu yang sangat mengganggu. Kenapa waktu dan energi yang dikorbankan tidak setara dengan hasil yang saya peroleh. Beberapa jurnal hanya jadi satu paragraf panjang. Hanya satu paragraf. Biarpun panjang, itu hanya satu paragraf. Ah... 


Tapi, setelah diperhatikan dengan sesama, paragraf yang cukup panjang itu terasa memuaskan. Sebuah paragraf yang saya buat sendiri dengan kata-kata sendiri sebagai ekstraksi dari berbagai dokumen ilmiah yang beredar di internet! Ini suatu pencapaian! Sudah lama saya tidak melakukan hal seperti ini! 


Setelah puas mengagumi satu paragraf konyol buatan saya itu, saya paham bahwa tugas ilmiah itu harus dalam puluhan halaman, bukan cuma satu paragraf, dan saya pun melakukannya lagi. Mencari referensi. Membaca. Merangkum. Membuat sitasi. Akan tetapi, lama-lama rasanya jadi membosankan. Kemudian saya melakukan hal iseng dengan menghitung jumlah kata dalam satu paragraf. Satu baris bisa terdiri dari tujuh atau delapan kata dan satu paragraf terdiri dari dua belas baris. Tapi persisnya berapa? Entahlah. Harus dihitung manual. 


Setelah mendapat kesimpulan tentang jumlah kata dalam satu paragraf, saya melakukan hal tidak berfaedah lainnya dengan menghitung berapa lama satu paragraf bisa saya selesaikan. Kalau sekedar mengetik saja, saya menghabiskan waktu lima sampai sepuluh menit untuk menyelesaikan satu paragraf. Melelahkan. Alasan kenapa itu jadi melelahkan sebetulnya karena sebelum mengetik saya harus membaca dan merangkum dulu. Alamak! Bisa setengah jam cuma dapat satu paragraf. Saya lalu memecah pokok-pokok bahasan menjadi ide utama tiap paragraf dan menghitung berapa paragraf lagi yang harus saya buat. 


Setelah melihat pokok-pokok bahasan yang harus saya ketik, saya kemudian menjadi patah semangat. Misalnya dalam satu halaman saya hanya bisa dapat dua sampai tiga paragraf, dan saya butuh setengah jam untuk membuat satu paragraf. Artinya saya butuh satu setengah jam untuk membuat satu halaman. Dan saya perlu minimal 30 halaman. Berarti tiga puluh dikalikan satu setengah jam sama dengan 45 jam tidak tidur dengan konsentrasi penuh. Menyiksa sekali. Ini tidak mungkin saya lakukan kecuali terpaksa. 


Untuk menyemangati diri, saya menghitung lagi berapa banyak kata yang sudah saya buat. Bukannya makin semangat, ternyata malah membuat semakin tertekan. Pasalnya, semakin dihitung jumlah katanya, semakin sedikit jadinya. Dihitung lagi, jadi lebih sedikit lagi. Sepertinya konsentrasi saya seharian cuma habis untuk menghitung kata. Kalau saja saya habiskan energi saya untuk lanjut bekerja, mungkin sudah selesai beberapa halaman. Tapi begitulah siklus hidup orang yang suka menunda-nunda. 


Akhirnya, saya memutuskan untuk menutup semua dokumen tugas ilmiah di komputer saya, dan menjelajah internet. Alasannya, capek. Agak aneh juga, bukannya mengerjakan yang seharusnya dilakukan, malah iseng melakukan hal yang tidak berfaedah. 


Entah ada angin apa, saya memperhatikan blog ini jumlah katanya ada yang terlalu sedikit dan ada yang terlalu banyak. Ada rasa terganggu. Sebenarnya, untuk apa saya melakukan ini? Kenapa saya tidak mengerjakan tugas ilmiah saya? Kenapa saya malah melakukan hal tidak penting ini? Seseorang! Tolong! Karena tidak ada yang menolong, saya melanjutkan menghitung jumlah kata dalam satu tulisan demi tulisan. 


Setelah saya lelah melakukannya secara manual, akhirnya saya mencari cara yang lebih otomatis. Maksudnya, 'kan, bosan ya, melakukan hal yang sama dalam waktu lama. Monoton dan tidak enjoy


Lalu, saya pun menemukan situs web word counter ini. Saya menyimpan link di dalam tulisan ini dengan tujuan untuk digunakan di lain hari. Tapi kapan? Bisa jadi tahun depan? Lima tahun depan?

Post a Comment